TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM KE INDONESIA
1. Islam masuk dari Gujarat
Dibuktikan dengan adanya makam raja Islam di Samudera Pasai, yaitu Raja Malik AL Saleh, yang terbuat dari marmer. Ketika marmer tersebut retak terlihat bagian dalamnya ada relief yang menunjukkan seperti tembok kuil Hindu di Gujarat.
2. Islam masuk dari Persia
Di Persia ada suku yang bernama Leran, dan Di Indonesia juga ada kampung yang bernama Leran. Suku itulah yang dianggap datang ke Indonesia dan mengunakan nama suku mereka. Selain itu di Persia ada upacara peringatan wafatnya Husein dengan mengarak peti yang disebut Tabut. Sehingga bulan Muharram sering disebut juga bulan Tabut. Di Minangkabau dan Aceh ada juga yang menyebut bulan Muharram sebagai bulan Tabut. Hal ini dianggap sebagai pengaruh dari Persia.
3. Islam masuk dari Arab
Raja Samudera Pasai menggunakan gelar Al Malik seperti yang digunakan oleh raja di Mesir. Raja Samudera Pasai bermazhab syafii, dan mazhab Syafii sendiri yang terbesar waktu itu ada di mesir dan Mekkah.
4. Islam masuk pada abad ke 11
Ditemukannya nisan Fatimah Binti Maemun di Leran, Gresik yang berangka tahun 1082.
5. Islam masuk pada abad ke 13
Catatan perjalanan Marcopolo yang pernah singgah ke perlak Pada tahun 1292 dan berjumpa dengan orang-orang yang menganut agama Islam. Ditemukannya nisan makam raja Samudera Pasai, Sultan Malik Al Saleh yang berangka tahun 1297 M.
PENYEBARAN AGAMA ISLAM
Agama Islam disebarkan oleh Wali Sanga:
1. Maulana Malik Ibrahim / Maulana Magribi yang diperkirakan berasal dari Arab dan dianggap sebagai perintis penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa.
2. Sunan Ampel / Raden Rahmat : murid Maulana Malik Ibrahim yang juga pendiri pondok pesantren di Ampel Denta Surabaya.
3. Sunan Bonang/ Mahdun Ibrahim : putra Sunan Ampel . Ia menciptakan beberapa lagu macapat yang didalamnya berisikan ajaran Islam, seperti tembang Durma.
4. Sunan Drajat/ Syarifuddin : putra Sunan Ampel. Ia menumpahkan kegiatan pada upaya peningkatan kesejahteraan fakir miskin, seperti zakat, infaq.
5. Sunan Giri/Raden Paku : sahabat karib sunan Bonang. Ia menitikberatkan pada bidang pendidikan.
6. Sunan Kalijaga/Jaka Said : sarana dakwah yang digunakan berupa pertunjukan wayang kulit.
7. Sunan Kudus / Ja'Far Shadiq : Ia mendapat kepercayaan dari kasultanan Demak untuk menjabat hakim tinggi dan panglima militer.
8. Sunan Muria / Raden Umar Syaid : menyampaikan dakwah melalui seni atau tembang macapat, seperti sinom dan kinanti.
9. Sunan Gunung Jati/ Syarif Hidayatullah : menyebarkan islam di Jawa Barat.
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM
1. Samudera Pasai
Merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Didirikan oleh Laksamana Laut Mesih yang bernama Nazimuddin Al Kamil. Pada tahun 1285 M kerajaan Samudera Pasai dapat direbut oleh Marah Silu, sehingga dia diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan Malik Al Saleh. Setelah meninggal, ia digantikan putranya Sultan Muhammad atau yang dikenal dengan nama Malik Al Tahir. Ia memerintah samapai tahun 1326 M, kemudian digantikan oleh Sultan Ahmad Malik Al Tahir.
2. Aceh
Didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Sultan Ali Mughayat Syah atau disebut juga Sultan Ibrahim. Kerajaan Aceh mencapai masa keemasan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Selanjutnya Sultan Iskandar Muda digantikan oleh menantunya yaitu Iskandar Tani.
3. Demak
Kesultanan Demak didirikan oleh seorang adipati yang bernama Raden Patah. Untuk menghadapi Portugis Armada Denak yang dipimpin Pati Unus (Putra Raden Patah) melancarkan serangan terhadap Portugis di Malaka. Oleh karena itu Pati Unus diberi Gelar Pangeran Sabrang Lor yang artinya pangeran yang pernah menyeberangi lautan di sebelah Utara kesultanan Demak. Setelah Raden Patah meninggal, ia digantikan oleh Pati Unus, selanjutnya Pati Unus diganti oleh Trenggana. Setelah sultan Trenggana meninggal, terjadi pertikaian antara Pangeran Sekar Seda ing Lepen (adik Trenggana)dengan Pangeran Prawoto (anak trenggana). Pangeran Prawoto berhasil membunuh pangeran Sekar Seda Ing Lepen. Tetapi kemudian Pangeran Prawoto dibunuh oleh Arya Penangsang (anak Pangeran Sekar Seda ing Lepen). Arya penangsang kemudian tampil menjadi sultan Demak ke 4. Pemerintahan Arya Penangsang dipenuhin dengan kekacauan karena banyak orang yang tidak suka dengannya. Hingga pada akhirnya seorang adipati Pajang bernama Adiwijaya atau Jaka Tingkir atau Mas Karebet berhasil membinasakan Arya Penangsang. Setelah kematian Arya Penangsang, kerajaan Demak berpindah ke tangan Jaka Tingkir.
4. Pajang
Pendiri Kesultanan Pajang adalah Adiwijaya. Setelah Sultan Adiwijaya meninggal, seharusnya pangeran Benawa yang menduduki tahta Pajang, akan tetapi ia disingkirkan oleh Arya Pangiri (putra pangeran Prawata). Tindakan Arya Pangiri menimbulkan upaya-upaya perlawanan, hal ini kemudian dimanfaatkan oleh Pangeran Benawa untuk merebut kembali tahta Pajang. Karena itu, ia menjalin kerjasama dengan Mataram yang dipimpin oleh Sutawijaya. Setelah Arya PAngiri dapat dikalahkan, pangeran Benawa justru menyerahkan kekuasaan pada Sutawijaya. Selanjutnya Sutawijaya memindahkan Pajang ke Mataram sehingga berakhirlah kekuasaan Pajang.
5. Mataram Islam
Mataram merupakan hadiah dari Adiwijaya kepada Ki Ageng Pamanahan karena ia telah berjasa membantu Adiwijaya menaklukkan Arya Penangsang. Ketika Ki Ageng Pamanahan meninggal, Mataram di pegang oleh putranya, Sutawijaya. Sutawijaya diangkat menjadi Adipati Mataram dan diberi gelar Senopati ing Alogo Sayidin Panatagama yang berarti panglima perang dan pembela agama. Sepeninggal Senopati, Tampuk kekuasaan dipegang oleh putranya (Mas Jolang), tetapi Mas Jolang meninggal sebelum berhasil memadamkan banyak pemberontakan. Penggantinya adalah Raden Rangsang atau lebih dikenal dengan Sultan Agung. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai masa kejayaan. Akan tetapi Mataram mulai mengalami kemunduran ketika masa pemerintahan pengganti-pengganti Sultan agung, misal Amangkurat 1 dan Amangkurat 11. Kemunduran Mataram yang lebih utama karena aneksasi yang dilakukan Belanda. Setelah terjadinya perjanjian Gianti, kerajaan Mataram dipecah menjadi dua bagian menjadi Kerajaan Surakarta dan Kerajaan Yogyakarta. Lebih dadi itu, dengan adanya Perjanjian Salatiiga, Kerajaan Surakarta terpecah lagi menjadi dua yaitu Mangkunegaran dan Pakualaman/kasunanan.
6. Cirebon
Kasultanan Cirebon didirikan oleh Syarief Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Dengan bantuan Fatahillah, kesultanan Cirebon dapat meluaskan kekuasaannya meliputi Jayakarta dan Pajajaran. Kemenangan-kemenangan fatahillah membuat Sunan Gunung Jati tertarik dan menjodohkan Fatahillah dengan Ratu Wulung Ayu. Ketika Sunan Gunung Jati sudah menua, Kesultanan Cirebon diserahkan kepada putranya Pangeran Muhammad Arifin dengan gelar Pangeran Pasaran Pasarean. Sepeninggal Pangeran Pasarean, kedudukan Sultan diserahkan kepada Pangeran Sebakingking atau yang bergelar Sultan Maulana Hasanuddin. Pada abad ke 17 terjadi perselisihan dalam keluarga, sehingga kasultanan Cirebon pecah menjadi dua yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
7. Banten
Daerah Banten di Islamkan oleh Sunan Gunung Jati. Pemerintahan dipegang oleh Sultan Maulana Hasanuddin. Setelah Sultan Hasanuddin meninggal, ia digantikan oleh putranya Maulana Yusuf. Kesultanan Banten mencapai masa keemasan pada masa Sultan Ageng Tirtayasa. Akhir pemerintahan Sultan ageng ditandai dengan persengketaan dengan putranya Sultan Haji yang bersekongkol dengan Belanda.
8. Makasar
Pada abad ke 16 di Sulawesi Selatan terdapat dua kerajaan yaitu Goa dan Tallo. Kedua kerajaan itu bersatu dengan nama Goa-Tallo atau Makasar dengan ibu kota di Sombaopu, dan dikenal sebagai kerajaan Islam pertama di sulawesi. Raja-rajanya adalah Raja Goa Daeng Manribia dengan gelar Sultan Alauddin. Mangkubuminya adalah Raja Talolo Karaeng Matoaya bergelar Sultan Abdullah. Sultan Hasanuddin, yang pada masa pemerintahannya adalah puncak kejayaan Makasar.
9. Ternate dan Tidore
Kerajaan Ternate berdiri kira-kira abad ke 13. Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Sedangkan raja yang terkenal dari Tidore adalah Sultan Nuku.
Senin, 10 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar